Hukum Cairan Hitam Cumi-cumi
Cairan hitam yang keluar dari cumi-cumi, hukumnya najis atau suci?
Cairan hitam yang keluar dari cumi-cumi hukumnya najis, Sesuai dengan apa yang disampaikan Imam Ibnu Hajar dalam kitab tuhfatul muhtaj bahwa setiap sesuatu yang berada dibagian dalam tubuh hewan dan keluar melalui bagian anggota tubuh hewan tersebut adalah najis. Dan termasuk dari padanya adalah cairan hitam pada cumi-cumi.
Apakah ada pendapat lain tentang hal ini?
Tentu ada, sebagaimana tersebut dalam kitab bughyatut thullab yang menyatakan bahwa cairan tersebut adalah sesuatu kekhususan yang dimiliki hewan itu untuk melindungi diri dari hewan lain ketika hendak memangsanya. Cairan ini tidak bisa diqiyaskan dengan muntahan atau ludah. Karena kekhususan ini maka dihukumi suci.
Catatan: Jika mengikuti pendapat yang menyatakan najis, ketika hendak makan cumi harus dibersihkan dulu sehingga daging tidak terkontaminasi dengan cairan hitam tersebut, dan anggota badan kita yang terkena cairan ini harus dibersihkan.
: المرجع
١.بغية المسترشدين ص : ١١
الذي يظهر أنّ الشيء الأسود الذي يوجد في بعض الحيتان وليس بدم ولا لحم نجس, إذ صريح عبارة التحفة أنّ كلّ شيء في الباطن خارج عن أجزاء الحيوان نجس, ومنه هذا الأسود للعلّة المذكورة إذ هو دم أو شبهة
٢.بلغة الطلاب ١٠٦
السواد الذي يوجد في بعض الحيتان مما اختلف فيه هل هو من الباطن فيكون نجسا أو لا فيكون طاهرا, فينبغي للعاقل أن يتحققه لأنّ هذا مما يتعلّق بالعيان. قلت: يعني أنّ هذا السواد إذا كان من الباطن فهو أشبه بالقيئ فيكون نجسا وإلّا فهو أشبه باللعاب فيكون طاهرا. وقد قال بعض مشايخنا: أنّ هذا السواد شيء جعله الله لصاحبه ترسا يتترس به عن كبار الحيتان فإذا قصده حوت كبير ليأكله أخرج هذا السواد فاختفى به عنه فلا يقاس بالقيئ ولا باللعاب لكونه خاصا له بهذه الخصوصية ويكون طاهرا .