Tradisi Sisakan Tragedi
Menjaga keutuhan sebuah tradisi adalah sesuatu yang harus kita salami. Sebab kuatnya identitas manusianya mempelihatkan kuatnya bangsa.
Seiring pesatnya kemajuan zaman dan segala buaiannya, sudah sepatutnya kita tertuntut untuk bisa memilah antara hal yang baik dan buruk. Hal ini disadari bahwa kita berkumpul dalam masyarakat yang multikultural, akulturasi budaya, bahkan sintesa budya yang mungkin terjadi.
Apakah hal tersebut justru memperlemah identitas kita, atau malah itu akan menghancurkan pola pikir, budaya, seni dan lokalitas kita?
Kita tertuntut atas penjagaan terhadap nilai tradisi agar kita mampu bertahan menghadapi tantangan jaman.
Menjaga keutuhan sebuah tradisi adalah sesuatu yang harus kita salami. Sebab kuatnya identitas manusianya mempelihatkan kuatnya bangsa.
Seiring pesatnya kemajuan zaman dan segala buaiannya, sudah sepatutnya kita tertuntut untuk bisa memilah antara hal yang baik dan buruk. Hal ini disadari bahwa kita berkumpul dalam masyarakat yang multikultural, akulturasi budaya, bahkan sintesa budya yang mungkin terjadi.
Apakah hal tersebut justru memperlemah identitas kita, atau malah itu akan menghancurkan pola pikir, budaya, seni dan lokalitas kita?
Kita tertuntut atas penjagaan terhadap nilai tradisi agar kita mampu bertahan menghadapi tantangan jaman.
Petaka Balon Udara
Balon udara di malam hari raya Idul Fitri, merupakan tradisi di Dusun Jombro, Desa Mandesan, Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar.
Dua bocah yakni Arbian Safa Maulana (9) serta temannya Mochammad Rifai (12) mengalami luka bakar saat kedua anak sedang mengisi balon udara.
Namun petaka, saat akan diterbangkan balon terlebih dahulu meledak dan melukai kedua bocah malang itu. Tak hanya bocah, satu bangunan musala dan Tempat Pendidikan Qur'an (TPQ) Tarbiyatul Mudtadi'in roboh, nyaris rata dengan tanah.
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Sodik Efendi menyebut kedua bocah yang mengalami luka saat terjadi ledakan sedang mengisi kantong plastik dengan oksigen bercampur uap karbit pada balon udara.
"Ada orang yang mengisi kantong plastik dengan oksigen bercampur karbit, ada empat kantong. Kemudian saat dibawa dua anak itu meledak. Kedua korban mengalami luka," ungkap Sodik Efendi, Selasa malam.Seperti dilansir news.okezone.com (5/6/2019),
Sumber: Okezone.com (5/6/2019)
